Minggu, 12 Februari 2012

Saat tiba waktunya terasa  biasa saja, namun terbersit pertanyaan mengganjal  akan  keyakinan dirinya. Apakah  dia tidak menyesal memilih  saya mengingat kita sudah hampir berada di garis finish.... setengah bertanggung jawab terhadap diri kami masing masing dan satu sama lain. Saya  berasa berada di " bunga tidur" . Apakah dia tidak menyesal dengan keberadaan saya yang sering meledak - ledak? seperti chibi maruko chan atau lilo? atau  teroris yang tiba tiba erupsi... Saya  mengikrarkan diri  (bahkan seja dulu ketika saya menyesali diri karena selalu "gempar" atau "gempa" )saya akan lebih respect pada dia. Yang akan sepenuhnya dimana saya mengais pahala padanya. sumber bekal menuju surga, pangeran dunia saya kelak. Dan ketika saya semakin menyadari betapa bodohnya ketika keputusan tergesa gesa dibuat apalagi mengikut campurkan sang emosi tinggi. Mulai saat kemaren, saya akan melepaskan " si tanduk merah"..  saya akan setengah mengabdikan sifat saya yang buruk pada patung menjulang nun jauh dan tinggi, tanpa pamrih, tanpa ada niat untuk mengambilnya kembali. Selanjutnya saya akan menghitung hari demi hari... ya menghitung walaupun tanpa saya sadari dan saya hitung betapa banyak sudah waktu yang berlalu cepat satu demi satu saya lewati. Mulai saat ini saya sibukkan diri untuk meminta dan meminta lalu meminta... berkah , anugrah tertinggi pada Nya. Hanya Dia dan hanya kami berdua yang tahu bagaimana guncangan hasrat itu sedemikian menggebunya. Satu lankah lagi menuju kesempurnaan . Saya menginginkan kelulusan . Akan semua ujian di depan.... Untuk kemudian saya menemukan satu lagi sayap saya yang tercecer di belahan bumi (yang mungkin sudah saya temukan).....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar